RESUME KONSEP DASAR IPS Tentang Keterampilan Dasar dalam Ilmu-ilmu Sosial
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Selamat Sore. Kenapa sore? karena ketika saya membagikan Tugas Kuliah ini matahari sudah mau terbenam😅 gak tau yah kalian bacanya waktu pagi, siang atau malam. Oke baik, Tugas ini akan kalian dapatkan ketika kalian pertama masuk kuliah alias semester pertama khusus S1 PGSD nih yah.. oalah thu lah yes. Yang nyari tugas ini kan pasti mahaiswa PGSD/PGMI. 😂🙊. Dengan mata kuliah Konsep Dasar IPS. Saya teringat ketika itu setiap pertemuan harus membuat resume tentang materi hari itu. Wadduh terbayangkan?? setiap minggu ada tugas dari mata kuliah ini. Belum lagi mata kuliah yang lain. aduuhh duh dduuuhhhh. Apalagi saya kuliah sambil bekerja. Tugas Kerja + Tugas Kuliah= Sakiit. Betul, saking kelelahannya sering sakit😖. Jadi yah saya gak maulah kalian juga sakit. *jiaaaahhh mulai perhatian sm pemirsa*. Makanya saya bagikan tugas ini supaya kalian tidak perlu repot-repot nyari. Bisa lansung d print pula. Silahkaann.. Semoga menambah ilmu semuanya. Aamiiin.
RESUME KONSEP DASAR IPS
“KETERAMPILAN DASAR DALAM ILMU-ILMU SOSIAL”
Di Susun Oleh :
RABIATUL WAHYUNI 1686206056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2016
KETERAMPILAN DASAR DALAM ILMU-ILMU SOSIAL
A. Pengertian Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial berasal dari kata keterampilan dan sosial. Kata keterampilan berasal dari kata “terampil” digunakan disini karena didalamnya terkandung suatu proses belajar, dari tidak terampil menjadi terampil. Kata sosial digunakan karena pelatihan ini bertujuan untuk mengajarkan satu kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan sosial maksudnya adalah pelatihan yang bertujuan untuk mengajarkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain kepada individu-individu yang tidak terampil menjadi terampil berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.
Social skill atau keterampilan sosial memiliki penafsiran akan arti dan maknanya. Beberapa para ahli yang memberikan pendapatnya tentang keterampilan sosial sebagai berikut:
1. Merrel (2008), keterampilan sosial sebagai perilaku spesifik, inisiatif, mengarahkan pada hasil sosial yang diharapkan sebagai bentuk perilaku seseorang.
2. Combs & Slaby (Gimpel dan Merrel,1998), keterampilan sosial adalah kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan cara-cara yang khusus yang dapat diterima secara sosial maupun nilai-nilai dan di saat yang sama berguna bagi dirinya dan orang lain.
3. Libet dan Lewinsohn (Cartledge dan Milburn, 1995), keterampilan sosial sebagai kemampuan yang kompleks untuk menunjukkan perilaku yang baik dinilai secara positif atau negatif oleh lingkungan, dan jika perilaku itu tidak baik akan diberikan punishmentoleh lingkungan.
Adapun keterampilan sosial mempunyai fungsi sebagai sarana untuk memperoleh hubungan yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain; contoh : melakukan penyelamatan lingkungan, membantu orang lain, kerja sama ,mengambil keputusan, berkomunikasi, wirausaha, dan partisipasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial adalah sebuah alat yang terdiri dari kemampuan berinteraksi, berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Kemampuan untuk dapat menunjukkan perilaku yang baik, serta kemampuan menjalin hubungan dengan baik.
B. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi, bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa , yaitu :
1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam dalam kegiatan belajar mengajar ,
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan.
3. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
4. Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar menentukan jawaban yang baik.
5. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Prinsip Penggunaan Keterampilan Bertanya:
1. Kehangatan dan keantusiasan
Pertanyaan hendaknya diiajukan dengan penuh kehangatan dan keantusiasan karena hal ini akan mempengaruhi kesungguhan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. Menghindari kebisaan-kebiasaan sebagai berikut:
a. Mengulangi pertanyaan sendiri
Mengulangi pertanyaan sendiri akan membuat siswa tidak memperhatikan pertayaan pertama sehingga menurunkan perhatian dan partisipasi siswa.
b. Mengulangi jawaban siswa
Mengulangi jawaban siswa yang bertujuan memberikan penguatan sangat baik dilakukan oleh guru, namun jika guru terbiasa mengulangai jawaban siswa, maka siswa lain tidak akan mendengarkan jawaban temannya karena akan di ulang oleh guru.
c. Menjawab pertanyaan sendiri
Guru cenderung menjawab sendiri kalau siswa tidak ada yang memberikan jawaban. Kebiasaan ini tidak baik karena dapat membuat siswa frustasi dan malas belajar.
d. Menjauhkan jawaban yang memancing jawaban serentak
Guru kadang-kadang mengajuhkan pertanyaan memancing jawaban serentak sehingga kelas jadi hidup. Namun kalau hal ini dibiasakan akan menurunkan fungsi pertanyaan karena guru tidak tahu siapa yang menjawab dan siswa malas berpikir karena guru tidak meminta jawaban perorangan.
e. Mengajukan pertanyaan ganda
Kadang-kadang guru mengajukan pertanyaan yang menanyakan beberapa hal sehingga siswa harus melakukan beberapa tugas dalam waktu singkat.
f. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan
Guru kadang-kadang cenderung menunjuk siswa tertentu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Hal ini sebaiknya dihindari karena dapat membuat siswa lain untuk tidak memperhatikan pertanyaan guru. Sebaiknya guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas, menunggu sejenak kemudian baru menunjuk siswa untuk menjawabnya.
3. Memberikan waktu berfikir
Pada pertanyaan tingkat lanjut waktu berpikir diberikan hendaknya lebih lama dari waktu berpikir yang diberikan ketika menerapkan keterampilan bertanya dasar. Hal ini sangat perlu diperhatikan karena siswa memerlukan waktu yang cukup untuk berpikir dan menyusun jawaban.
4. Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
Pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya disiapkan secara cermat sehingga urutan tingkatan kesukaran pertanyaan dapat disusun lebih dahulu, dan materi pelajaran dicakup secara tuntas
5. Menilai pertanyaan yang telah diajukan
Pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya dinilai oleh guru stelah pelajaran berlangsung.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan keterampilan bertanya diatas, diharapkan guru akan mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa, keterlibatan mental intelektual siswa melalui pertanyaan yang diajukan.
C. Keterampilan Memperoleh Informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh semua orang. Dengan informasi yang diperoleh, orang dengan mudah dan akan lebih cepat dalam memecahkan suatu masalah. Banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi, diantaranya dengan membaca buku teks atau buku sumber, melalui media massa seperti radio, televisi, surat kabar, dan majalah, dan melalui lingkungan masyarakat yang ada di sekitar manusia.
Namun, untuk dapat memperoleh informasi dengan membaca buku memerlukan keterampilan yang tinggi. Karena beberapa orang akan kesulitan menangkap apa makna atau inti permasalahan apa yang sedang dia baca, sehingga dia juga akan kesulitan untuk menarik kesimpulan tentang apa yang telah dibacanya. Seorang guru IPS pun wajib untuk membaca buku teks atau buku sumber lainnya, agar ia memperoleh informasi yang luas tentang materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Sumber lain untuk memperoleh informasi adalah melalui media massa, karena kita dapat memperoleh informasi yang aktual dan terkini, sehingga informasinya dapat dengan cepat menyebar ke seluruh masyarakat, baik tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Media massa apa pun yang kita manfaatkan untuk memperoleh informasi diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menerima informasi tersebut. Terkadang informasi yang diterima melalui media massa tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, karena sering terjadi intervensi dari peliput berita, yang memiliki kepentingan tertentu. Walaupun demikian media massa merupakan sarana yang patut kita manfaatkan di dalam kelas, tetapi juga berasal dari luar kelas.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS, materi yang disampaikan kepada siswa tidak semata-mata bersumber dari buku teks, melainkan tidak jarang berasal dari lingkungan masyarakat sekitar siswa. Oleh karena itu sumber belajar IPS tidak hanya berasal dari hasil interaksi guru dan siswa di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas.
D. Keterampilan Menganalisis Informasi
Dalam kegiatan penelitian sosial seorang peneliti sebelum menarik kesimpulan atas data atau informasi yang diperoleh, langkah yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisa atau menafsirkan data-data yang telah terkumpul.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan menganalisis data atau informasi dalam suatu penelitian adalah :
1. Untuk mengidentifikasi motif, alasan atau sebab dari suatu kejadian,
2. Mempertimbangkan atau menganalisis informasi-informasi agar diperoleh kesimpulan dan generalisasi berdasarkan informasi tersebut,
3. Menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadian-kejadian yang dapat mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu.
Untuk menganalisis data atau informasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti sosial, yaitu:
1. Penganalisis data atau informasi hendaklah memiliki ilmu yang memadai sebagai peneliti, terutama dalam kaitannya dengan analisis data hasil penelitian.
2. Alat (instrumen) untuk menganalisa data harus sesuai dengan tujuan dan teori penelitian, dalam hal ini metode penelitian.
3. Analisa data dilakukan berdasarkan informasi yang dikumpulkan secara objektif dan faktual.
4. Sebelum analisa data perlu dilakukan pemilahan data-informasi berdasarkan permasalahan penelitian yang sedang dilakukan.
Keempat hal tersebut di atas hendaklah benar-benar diperhatikan oleh seorang peneliti sosial agar hasil penelitian dapat dijadikan sebagai informasi yang berharga bagi pengembangan ilmu selanjutnya, atau sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kebijakan atau membuat rencana untuk masa yang akan datang.
E. Keterampilan Menyajikan Informasi
Sekumpulan data dan informasi yang diperoleh perlu diolah, dianalisis kemudian ditarik suatu kesimpulan. Data yang diperoleh akan bermanfaat bagi pihak lain, apabila disajikan dengan sistematis sehingga mudah diterima dan dicerna oleh orang lain. Selengkap apapun informasi yang telah terkumpul dan diolah dengan baik, apabila dalam penyajiannya kurang sistematis dan menarik perhatian orang lain, maka data atau informasi tersebut kurang berarti dan bermakna dan akan sulit untuk dipahami oleh pemerhati.
Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, guru hendaknya dapat menjadi penyaji yang baik dan menarik, agar siswa memiliki minat dan perhatian yang tinggi serta antusias dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan guru dalam menyajikan materi pembelajaran adalah dengan menggunakan media dan alat pengajaran. Apabila materi pembelajaran berupa data dan angka, maka guru lebih baik menggunakan bagan grafik dan gambar-gambar. Dengan cara seperti ini akan membantu siswa untuk mempermudah memahami materi pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran harus ada tiga unsur penting, yaitu guru, materi, dan siswa. Materi yang disampaikan kepada siswa harus disampaikan berdasarkan kurikulum yang ada dan disampaikan dengan menggunakan metode dan media yang memadai.
Setelah materi disampaikan kepada siswa perlu dinilai keberhasilannya sebagai feed back kepada guru.
Contoh penggunaan gambar dalam pengajaran IPS, apabila guru menerapkan materi tentang lingkungan Indonesia, maka guru membentangkan gambar peta Indonesia dimuka kelas. Penggunaan grafik, bagan, dan gambar dalam pengajaran IPS, agar dapat menghindari sifat verbalisme bagi siswa.
Penyajian informasi atau data yang dibantu dengan alat peraga berupa grafik, gambar, dan bagan merupakan salah satu upaya penyajian informasi yang menarik bagi siswa dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif.
Seorang guru atau peneliti yang akan menyajikan secara efektif hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
1. Penyaji hendaklah berpribadi menarik dan pandai berbicara di depan murid dan khalayak.
2. Informasi yang akan disampaikan hendaklah dikemas secara menarik dan sistematis.
3. Materi informasi yang hendak disampaikan harus ada keterkaitan dan kepentingan dengan penerima informasi.
4. Informasi yang disampaikan dapat dijadikan dasar penyusunan rencana pembangunan di masa yang akan datang.
F. Keterampilan Memanfaatkan Informasi
Dalam suatu kegiatan penelitian sosial terdapat beberapa langkah kegiatan yang ditempuh mulai dari mengumpulkan data atau memperoleh informasi, mengolah data, menganalisa data, dan menarik kesimpulan.
Sebagai seorang guru sebenarnya setiap hari mengadakan penelitian dengan siswa walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Pada saat mengajar pada dasarnya guru menyampaikan informasi yang telah dimilikinya, baik diperoleh dari buku sumber, media massa, maupun dari hasil laporan penelitian. Setiap informasi yang dimiliki oleh seseorang, baru dianggap bermanfaat bila ia dapat menggunakan dan memanfaatkan informasi-informasi dalam pekerjaanya sehari-hari. Misal seorang pengacara ia harus jeli menerima informasi dari berbagai pihak yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk membela klien nya. Begitu pula halnya dengan guru, tidak terlepas dari kegiatan memanfaatkan informasi dalam proses pembelajaran dikelas. Sebelum ia masuk kedalam kelas untuk memberikan pelajaran, terlebih dahulu guru tersebut harus membawa sejumlah informasi yang telah dimilikinya untuk dimanfaatkan sebagai bahan ajar siswa didalam kelas.
Data atau informasi yang diperoleh dapat pula dimanfaatkan sebagai dasar-dasar perencanaan dimasa yang akan datang, misalnya saja data mengenai jumlah penduduk pada usia Sekolah Dasar (7-12 tahun) dapat dimanfaatkan untuk merencanakan jumlah lokal sekolah, jumlah guru yang diperkirakan disuatu daerah atau negara. Disamping itu data penduduk pada usia angkatan kerja dapat dijadikan dasar untuk merencanakan lapangan kerja yang harus disediakan oleh pemerintah untuk menampung angkatan kerja tersebut.
Dalam memanfaatkan informasi untuk merencanakan pembangunan dimasa datang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang data atau informasi yang diperoleh antara lain sebagai berikut:
1. Informasi hendaklah benar-benar diperoleh dari sumber yang terpercaya,
2. Pengolahan dan analisa data menggunakan teori-teori yang akurat supaya dapat menarik kesimpulan yang lebih objektif,
3. Informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian sehingga hasil penelitiannya lebih akurat dan dapat dipercaya.
Selengkap apapun informasi yang diperoleh dalam sebuah penelitian, apabila tidak dapat memanfaatkannya, maka hasil penelitian itu kurang atau tidak dapat memberikan kontribusi positif kepada pihak lain, terutama dalam pembangunan dibidang pendidikan nasional.
G. Keterampilan Menyusun Generalisasi
Samlawi (1998) mengemukakan beberapa ketentuan tentang generalisasi sebagai berikut:
1. Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan makna.
2. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep.
3. Generalisasi mengemukakan sejumlah besar informasi.
4. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian.
5. Generalisasi yang kita jumpai hari ini mungkin pada masa yang akan datang harus diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti baru pula.
Sumaatmaja (1984) mengemukakan: “Penyusunan dan pengembangan suatu generalisasi bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Kemampuan ini memerlukan latihan, kemampuan menggunakan bahasa dan kemampuan membina konsep”.Ketekunan melatih diri, ketekunan memberikan latihan dasar yang dapat membina kemampuan mengembangkan generalisasi.
Untuk menyusun generalisasi diperlukan logika berfikir yang bersifat universal dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu, guru IPS maupun anak didiknya harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu menuntut keterampilan fisik biologis maupun keterampilan mental psikologis. Untuk menyusun suatu generalisasi perlu memperhatikan hal-hal berikut ini seperti :
1. Sikap berhati-hati dalam menyusun generalisasi
2. Didukung oleh data yang akurat dan representatif
3. Penyusunan dilakukan dengan objektif
4. Jangan tergesa-gesa dalam membuat generalisasi
5. Data perlu dianalisis kembali agar tidak terjadi kekeliruan dalam mengambil kesimpulan
H. Keterampilan Menguji Generalisasi
Setiap generalisasi yang telah disusun dan di kembangkan masih perlu di uji kebenarannya dan keabsahannya. Seperti contoh generalisasi berikut ini “ Setiap laki- laki yang berasal dari daerah A, senang berpoligami (beristri lebih dari satu)”. Mungkin untuk sebagian kecil laki – laki daerah A, beristri lebih dari satu itu benar, karena masih banyak laki-laki di daerah A yang tidak beristri lebih dari satu (berpoligami). Maka sudah jelas generalisasi seperti ini di anggap keliru, dan perlu ditinjau kembali kebenarannya. Hal ini menjaga agar masyarakat daerah A tidak merasa terganggu atas generalisasi itu.
Ada beberapa karakteristik yang perlu dipahami sebelum menguji generalisasi, yaitu :
1. Generalisasi harus merupakan kalimat yang lengkap. Bahwa kalimat yang menyatakan sebuah generalisasi terdiri dari pokok kalimat (subjek), predikat dan objek, sehingga kalimat tersebut memiliki makna yang luas dan rasional.
2. Generalisasi merupakan kalimat pernyataan yang deklaratif yang berlaku sebagai suatu prinsip atau ketentuan pada konteks IPS, maksudnya bahwa kalimat pembentuk generalisasi itu mendeklarasikan suatu kesimpulan yang dibuat berdasarkan fakta yang ada sehingga menjadi sebuah prinsip yang perlu diterapkan dalam pengajaran IPS.
3. Generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep yang membentuknya. Contoh : “ Anak yang rajin belajar akan menjadi pandai”, dalam kalimat tersebut terdapat empat buah konsep yaitu “anak”, “rajin”, ‘’belajar”, dan “pandai”. Keempat konsep tersebut saling berkaitan sehingga menjadi suatu makna, dan menjadi suatu prinsip dalam kegiatan belajar, apabila seseorang rajin belajar akan menjadi pandai. Kenyataan itu memang banyak terbukti dalam kehidupan sehari-hari. Seperti ungkapan yang menyatakan “Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”.
4. Konsep yang membentuk generalisasi itu memiliki fakta yang cukup representatif di lapangan, maksudnya bahwa suatu generalisasi harus didukung oleh konsep, dan konsep-konsep yang saling berkaitan itu harus terbukti dengan fakta-fakta yang ada di lapangan. Generalisasi tidak akan terbentuk apabila tidak ada hubungan dari beberapa konsep, dan konsep tidak akan bermakna apabila tidak dibuktikan dengan fakta-fakta.
5. Kalimat yang membentuk generalisasi memiliki makna yang universal maksudnya bahwa kalimat generalisasi merupakan kesimpulan umum yang berlaku bagi semua kondisi dan situasi dan tidak terbatas oleh waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Jarolimek, J.(1993). Social Studies in Elementary Education. New York : Mc. Millan Publishing.
Malik, Irawati Agusman.(2013).Keterampilan Bertanya.[Online]. Tersedia: http://irawatiagusmanmalik.wordpress.com/2013/12/07/makalah-daspros-1-keterampilan-bertanya/. [Diakses 6 Oktober 2016].
Mulyono.(1985). Pengertian dan Karakterisitk IPS.Jakarta : P3G Depdikbud.
Prayitno.(1980).Dinamika Kelompok & Kerja Kelompok.Jakarta : P3G Depdikbud.
Sapriya, Sadjarudin & Susilawati (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.
Sumaatmadja, N. (1986). Metodologi Pengajaran IPS. Bandung : Alumni.
UNP, Pshykologi.(2013).Keterampilan Sosial dan Penerapannya.[Online]. Tersedia: http://psikology09b:blogspot.com/2012/keterampilan-sosial-dan-penerapannya.html?m=1. [Diakses 6 Oktober 2016].
No comments: